STATISTIK
Assalamualaikaum
Warahmatullah Wabarokatuh…
Di Sini
Saya Mengambil Skipsi Dari Kakanda MUHAMMAD NU’MAN Yang Berjudul “ Efektifitas
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT Pada Mata Kuliah Pengukuran Dan Alat
Ukur Listrik Di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar”
A.
Analisis
Metodologi
Jenis
penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Sehingga peneliti
membagi subjek atau objek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment (yang memperoleh perlakuan),
dan grup kontrol yang tidak memperoleh perlakuan, sehingga akan diketahui
hubungan kausal sebab dan akibatnya.
Populasi
dan Sampel Penelitian
1.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri
Makassar Angkatan 2015 yang memprogram Mata Kuliah Pengukuran dan Alat Ukur
Listrik
2. engambilan
sampel dilakukan secara simple
random sampling karena homogen, sehingga terpilih mahasiswa angkatan 2015
prodi S1 (Kelas A) sebagai
kelas eksperimen dan mahasiswa
angkatan 2015 prodi S1 (Kelas B) sebagai
kelas kontrol. Kelas eksperimen diajar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT (e-learning)
dan kelas kontrol diajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Desain
penelitian dapat diperjelas pada Tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1.
DesainPenelitianEksperimen
Kelas
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Eksperimen
Kontrol
|
O1
O3
|
X
|
O2
O4
|
Sumber:
Sugiyono, 2015
Keterangan:
X = Perlakuan yang diberikan pada
kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT (e-learning)
O1 = Hasil tes awal
untuk kelas eksperimen
O3 = Hasil tes awal
untuk kelas kontrol
O2
= Hasil tes akhir untuk kelas eksperimen
O4
= Hasil tes akhir untuk kelas kontrol
Komentar:
Menurut saya
metodologi yang di gunakan ini sangat baik karena dalam proses belajar
mengajar, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis ICT, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan
atau pembelajaran menggunakan metode konvensional. Setelah proses belajar
mengajar berlangsung, kedua kelompok eksperimen dan kontrol akan diukur dengan
diberikan posttest, hasil dari posttest inilah yang akan
menjawab, apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Sehingga kita bisa membandingkan metode pembelajaran yang
baik.
B. Analisis
1.
Analisis Deskriptif Hasil Pre Test
Sebelum
pelaksanaan implementasi media pembelajaran
berbasis ICT
(e-learning, terlebih dahulu dilakukan tes awal (pre test) untuk mengetahui kemampuan
awal mahasiswa terhadap mata kuliah yang akan dihadapi tanpa atau sebelum
pembelajaran dilaksanakan, baik itu di kelas eksperimen ataupun kelas kontrol.
Hasil pemberian tes awal, diperoleh nilai rata-rata pre test mahasiswa kelas kontrol adalah 55.85, sedangkan nilai rata-rata pre test mahasiswa kelas eksperimen adalah 63.83. Ternyata dari pengujian kemampuan awal nilai pre test kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki kemampuan awal yang sama (normal) dimana kedua kelas tersebut
dapat dinyatakan homogen. Secara ringkas kemampuan awal dari mahasiswa kelas
kontrol dan eksperimen dapat digambarkan pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2
Data pre test kelas kontrol dan kelas
eksperimen
No.
|
Statistik
|
Kelas
Kontrol
|
Kelas
Eksperimen
|
1.
|
N
|
28
|
31
|
2.
|
Jumlah Nilai
|
726
|
766
|
3.
|
Rata-Rata
|
55.85
|
63.83
|
4.
|
Maksimum
|
88
|
94
|
5.
|
Minimum
|
29
|
43
|
Berdasarkan
hasil analisis pada tes awal kedua kelas tersebut, terlihat baik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang masih tergolong rendah di bawah KKM 75.00. Setelah tes awal ini dilaksanakan maka
pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pengelompokan kelasnya. Kelas kontrol
untuk pembelajaran konvensional, dan kelas eksperimen untuk implementasi media pembelajaran berbasis
ICT (e-learning).
2.
Analisis Deskriptif Hasil Post Test
Setelah
dilakukan tes awal terhadap kedua kelas, maka dilakukan pembelajaran dengan dua
model pembelajaran yang berbeda, yaitu model pembelajaran konvensional dengan
metode ceramah untuk kelas kontrol dan metode pembelajaran menggunakan media berbasis ICT (e-learning) untuk kelas eksperimen. Pada akhir
pertemuan, mahasiswa kembali diberikan tes akhir untuk mengetahui kemampuan
penalaran untuk mata kuliah pengukuran dan alat ukur listrikdari kedua kelas tersebut. Secara ringkas hasil post test kedua kelompok
tersebut diperlihatkan pada Tabel 1.3
Tabel 1.3
Data post test kelas kontrol dan kelas
eksperimen
No.
|
Statistik
|
Kelas
Kontrol
|
Kelas
Eksperimen
|
1.
|
N
|
28
|
31
|
2.
|
Jumlah Nilai
|
589
|
940
|
3.
|
Rata-Rata
|
73.63
|
85.45
|
4.
|
Maksimum
|
89
|
100
|
5.
|
Minimum
|
51
|
69
|
Berdasarkan hasil analisis uji post test pada kelas kelas kontrol dan
kelas eksperimen dapat dilihat peningkatan hasil belajar bila dibandingkan
dengan hasil uji pre test sebelumnya
pada dua kelas. Nilai rata-rata sebesar 73.63
pada kelas kontrol dan 85.45 untuk kelas
eksperimen. Dari data di atas, dapat pula dilihat besar range perolehan skor
pada kelas kontrol yakni 51 – 89 sedangkan pada kelas eksperimen adalah 69 - 100.
1.
Hasil Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Berdasarkan
hasil analisis program SPSS versi 17.0
for windows
hasil uji validitas untuk keseluruhan item
soal dimana setelah diadakan uji validitas terhadap
instrumen untuk variabel efektiivtas
penggunaan media ICT (e-learning)
bahwa keseluruhan item soal
yang berjumlah 35
item dikatakan valid
Tabel 1.4
Uji
Validitas Data
Soal
|
Hasil
|
Ket.
|
1
|
0.471
|
Valid
|
2
|
0.528
|
Valid
|
3
|
0.357
|
Valid
|
4
|
0.364
|
Valid
|
5
|
0.378
|
Valid
|
6
|
0.387
|
Valid
|
7
|
0.449
|
Valid
|
8
|
0.375
|
Valid
|
9
|
0.357
|
Valid
|
10
|
0.344
|
Valid
|
11
|
0.357
|
Valid
|
12
|
0.405
|
Valid
|
13
|
0.403
|
Valid
|
14
|
0.364
|
Valid
|
15
|
0.418
|
Valid
|
16
|
0.367
|
Valid
|
17
|
0.346
|
Valid
|
18
|
0.419
|
Valid
|
19
|
0.364
|
Valid
|
20
|
0.383
|
Valid
|
21
|
0.380
|
Valid
|
22
|
0.421
|
Valid
|
23
|
0.424
|
Valid
|
24
|
0.413
|
Valid
|
25
|
0.396
|
Valid
|
26
|
0.401
|
Valid
|
27
|
0.372
|
Valid
|
28
|
0.483
|
Valid
|
29
|
0.537
|
Valid
|
30
|
0.615
|
Valid
|
31
|
0.388
|
Valid
|
32
|
0.594
|
Valid
|
33
|
0.443
|
Valid
|
34
|
0.389
|
Valid
|
35
|
0.353
|
Valid
|
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa keseluruhan soal dikatakan valid karena nilai item soal lebih besar dari pada r tabel yang ditetapkan untuk
Responden (N) 31
adalah 0,344.
Jika r
tabel ≤ dari pada nilai validitas maka item tersebut valid, sebaliknya jika r tabel ≥ dari pada nilai
validitas maka item tersebut tidak valid (hasil perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran).
b. Uji Reliabilitas
Berdasarkan
hasil analis bantuan program SPSS for
windows versi 17.0
menggunakan analisis alpha crounbach
= 0,640 dan nilai Rtabel =
0,324. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel dan dapat dipergunakan, karena alpha crounbach > nilai Rtabel
Tabel 1.5
Hasil Uji Reliabilitas
2.
Hasil Uji Statistik
a. Uji
Normalitas
Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sebuah
populasi berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji
normalitas data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov melalui penggunaan software
aplikasi penghitung data SPSS v17.0.
Teknik
Kolmogorov-Smirnov menyatakan nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) harus memiliki nilai > 0.05 sehingga data
dapat dikatakan terdistribusi secara normal. Adapun hasil pengolahan data yang
diperoleh dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dideskripsikan pada
Tabel 1.6 berikut ini.
Tabel 1.6.
Hasil Uji
Normalitas
Berdasarkan
hasil uji normalitas di halaman sebelumnya
diperoleh data hasil pre test dan post test dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pre test A didefinisikan
sebagai hasil pre test kelas kontrol
dengan besar nilai signifikansi 0.200.
Post test A didefinisikan sebagai
signifikansi hasil post test kelas
kontrol yang diperoleh sebesar 0.200.
Sedangkan pre test B didefinisikan sebagai hasil pre test kelas eksperimen dengan besar nilai signifikansi 0.200 dan post test
B didefinisikan sebagai signifikansi hasil post test kelas eksperimen yang diperoleh sebesar 0.200. Karena nilai signifikansi untuk pre test dan post test untuk kelas kontrol dan eksperimen lebih besar dari 0.05,
maka berdasarkan teknik Kolmogorov-Smirnov
dapat disimpulkan bahwa data nilai pre
test dan post test untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui beberapa varian populasi
adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t test dan ANOVA atau
bagi peneliti yang menggunakan lebih dari satu kelompok sampel yang pada
umumnya dipakai untuk membuktikan hipotesis komparatif. Asumsi yang mendasari
dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama.
Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. Adapun
hasil pengolahan data analisis varian terhadap hasil pre test pada kelompok
kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 1.7., sedangkan hasil pengolahan data analisis varian terhadap hasil
post test pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat dilihat pada Tabel 1.8. berikut
Tabel 1.7
Hasil
uji homogenitas pre test
Tabel 1.8.
Hasil
uji homogenitas post test
Kedua hasil analisis di atas menunjukkan
besar signifikansi pada hasil pre test
dan post test pada kedua kelas adalah
lebih dari 0.05 yakni sebesar 0.976
dan 0.177. Karena nilai
signifikansi kedua data tersebut lebih dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok data mempunyai varian sama atau homogen. Kecilnya angka levene statistic menunjukkan tingginya
tingkat homogenitasnya.
Analisis Data
1.
Analisis Gain
Berdasarkan
data hasil penelitian diperoleh peningkatan data hasil rata-rata nilai
keseluruhan sampel baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Berikut
penyajian data rata-rata hasil nilai pre
test dan post test yang disajikan
pada histogram berikut.
Tabel 1.9.
Deskripsi
nilai rata-rata
Descriptive
Statistics
|
||
N
|
Mean
|
|
PRE_TEST_A
|
13
|
55.92
|
POST_TEST_A
|
8
|
73.63
|
PRE_TEST_B
|
12
|
63.83
|
POST_TEST_B
|
11
|
85.45
|
Valid N (listwise)
|
8
|
Gambar 1. 1
Rata-rata
hasil nilai pre test dan post test
Dapat
diketahui bahwa penggunaan metode konvensional dan media pembelajaran berbasis ICT (e-learning) sama-sama
menghasilkan peningkatan terhadap hasil belajar mahasiswa. Namun untuk
mengetahui tingkat efektivitas penggunaan atau implementasi media pembelajaran berbasis ICT dibandingkan dengan
metode konvensional seperti ceramah, maka harus diketahui tingkat gain atau
penguatan hasil belajar setelah perlakuan metode pembelajaran konvensional atau
media pembelajaran berbasis ICT (e-larning). Analisis gain normalisasi digunakan untuk
mengetahui kriteria gain yang diperoleh.
a.
Analisis Gain pada Kelas Kontrol
Berdasarkan
data yang diperoleh sebelumnya, maka dapat diketahui persentase nilai rata-rata
hasil pre test untuk kelas kontrol
(selanjutnya disebut: %<si1>)
adalah sebesar 55.92, sedangkan untuk persentase nilai
rata-rata post test untuk kelas
kontrol (selanjutnya disebut: %<sf1>)
adalah sebesar 73.63.
b.
Analisis
Gain pada Kelas Eksperimen
Berdasarkan data
yang diperoleh sebelumnya, maka dapat diketahui persentase nilai rata-rata
hasil pre test untuk kelas eksperimen
(selanjutnya disebut: %<si2>)
adalah sebesar 63.83,
sedangkan untuk persentase nilai rata-rata post
test untuk kelas kontrol (selanjutnya disebut: %<sf2>) adalah sebesar 85.45.
Sehingga, berdasarkan
hasil perhitungan di
atas dapat disimpulkan bahwa gain rata-rata nilai pada kelas eksperimen adalah
sebesar 0.59.
c.
Analisis Gain pada Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Berdasarkan
hasil perhitungan gain pada sub bab
di atas, maka dapat digambarkan besar gain
pada kelas kontrol dan eksperimen dalam diagram batang berikut.
Gambar 1.2
Gain
rata-rata skor
Berdasarkan klasifikasi perolehan skor N-gain g ≤ 0.3
(rendah), 0.3 < g ≤ 0.7
(sedang), g > 0.7 (Tinggi). Dari
data di atas, diperoleh gain2
(kelas eksperimen) sebesar 0.59 dan gain1 (kelas kontrol) sebesar
0.40, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis
ICT (e-learning) lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan menggunakan metode
pembelajaran konvensional, dengan klasifikasi penguatan gain dikatakan sedang, dengan nilai skor gain sebesar 0,59.
2.
Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t yang ditujukan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran
dengan penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (e-larning). Penggunaan
analisis uji-t dalam penelitian ini dilakukan dengan penggunaan program
aplikasi pengolah data statistik SPSS v.17.0.
Dengan menggunakan paired sample test
diperoleh data pada Tabel 1.9 berikut ini.
Tabel 1.9
Hasil analisis paired samples test
Paired Samples Test
|
|||||||||
Paired Differences
|
T
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
||||||
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
95% Confidence Interval of the Difference
|
||||||
Lower
|
Upper
|
||||||||
Pair 1
|
Post_Test_B - Pre_Test_B
|
24.364
E1
|
3.472
|
1.047
|
22.031
|
26.696
|
23.274
|
10
|
.000
|
Data
di atas merupakan data hasil uji analisis menggunakan paired sample test untuk memperoleh data hasil pre test dan post test
pada kelas eksperimen dengan jumlah responden sebanyak 31 orang. Besar nilai ttabel untuk 31 responden (df)
adalah 2.228. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh thitung
sebesar 23.274, sehingga nilai thitung >
ttabel, maka dapat disimpulkan hipotesis alternatif (Ha)
diterima sedangkan hipotesis null (h0) ditolak.
Berikut
adalah deskripsi hipotesis yang telah dinyatakan pada bab sebelumnya.
H0 : Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT
(e-learning) pada Mata Kuliah Pengukuran
dan alat ukur listrik tidak lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah.
Ha : Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT
(e-learning) pada Mata Kuliah Pengukuran
dan alat ukur listrik lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah.
Berdasarkan hipotesis dan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (e-learning) pada Mata Kuliah Pengukuran
dan alat ukur listrik lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah.
C.
Rangkuman
1. Tingkat efektivitas
pembelajaran berbasis ICT (e-learning)
pada Mata Kuliah Pengukuran dan alat ukur listrik ditunjukkan pada besarnya gain yang diperoleh. Melalui analisis gain normalisasi, diperoleh data gain dari kelas kontrol sebesar 0.40 dan
untuk kelas eksperimen sebesar 0.59. Peningkatan gain ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT (e-learning) pada kelas eksperimen
memiliki peningkatan hasil belajar yang lebih besar dibandingkan penggunaan
metode konvensional pada kelas kontrol, sehingga dikatakan penggunaan media
pembelajaran berbasis ICT (e-learning)
lebih efektif digunakan dalam pembelajaran Mata Kuliah Pengukuran dan alat ukur
listrik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.
2. Media
pembelajaran berbasis ICT (e-learning)
dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa secara signifikan bila dibandingkan
metode pembelajaran konvensional. Peningkatan hasil belajar diperoleh baik pada
kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Namun melalui media pembelajaran
berbasis ICT (e-learning) pada Mata
Kuliah Pengukuran dan alat ukur listrik diperoleh peningkatan besar rata-rata
skor dari 63.83 menjadi 85.45 atau dengan persentase peningkatan sebesar 21.6%.
Dan power pointnya dapat di DOWNLOAD DI SINI
SEKIAN :):):)..
Komentar
Posting Komentar